KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM
Pelajaran Biologi sangat
erat dengan kegiatan pengamatan dan eksperimen yang menggunakan alat bantu.
Dengan bantuan alat-alat tersebut pengetahuan tentang makhluk hidup dan proses
kehidupannya akan lebih objektif dan akurat. Di samping itu,
untuk melakukan pengamatan Biologi diperlukan ruang atau laboratorium yang
memadai. Selain laboratorium yang berupa ruangan atau kelas, dapat juga
dimanfaatkan laboratorium alam, misalnya halaman sekolah, kebun binatang, museum,
industri, atau lingkungan untuk mempelajari Biologi.
Laboratorium adalah tempat para peneliti
melakukan suatu percobaan. Bekerja di laboratorium tentu tak luput dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis
bahan dan peralatan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman
tentang keamananan dan keselamatan kerja di laboratorium. Hal ini bertujuan
untuk menghindari dan menangani kecelakaan yang mungkin terjadi di
laboratorium.
Semua kejadian ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat
dihindari jika kita selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Keamanan dan keselamatan kerja di laboraturium adalah keamanan dan
keselamatan diri dari berbagai macam kecelakaan yang dapat membahayakan diri
dari berbagai macam bahan, alat-alat tajam, dan lain sebagainya. Menjaga
kemanan dan keselamatan kerja di laboratorium bertujuan agar selama penelitian
tidak terjadi kecelakaan.
A.
Prinsip Keamanan dan keselamatan Kerja di Laboratorium
1.
Mengikuti petunjuk atau aturan-aturan
selama berada di laboratorium
2.
Perlunya pengetahuan dan pemahaman
tentang bahan-bahan dan alat yang ada di laboratorium serta cara perlakuannya.
3.
Memahami prosedur kerja sebelum
melakukan praktikum.
4.
Selalu menggunakan perlengkapan
pelindung tubuh untuk keamanan saat bekerja di laboratorium.
5.
Menggunakan semua peralatan saat
bekerja di laratorium dengan hati-hati.
6.
Memperhatikan sifat-sifat dan
kegunaan bahan kimia secara tepat.
Berikut ini merupakan
simbol yang biasa tertera pada wadah atau botol zat kimia yang ada di
laboratorium:
B.
Aturan Kerja di Laboratorium
1.
Peringatan Umum
a.
Baca semua petunjuk suatu percobaan sebelum memulai
kegiatan. Jika merasa ragu-ragu atau ada yang tidak mengerti mengenai suatu
bagian dalam percobaan, bertanyalah untuk meminta bantuan guru atau pembimbing.
b.
Dilarang melakukan kegiatan yang tidak ditentukan
atau diizinkan oleh guru. Dapatkan izin sebelum melakukan percobaan sendiri.
Jangan menggunakan peralatan tanpa izin khusus.
c.
Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
d.
Bawa buku catatan dan penuntun kegiatan atau
prosedur kerja laboratorium. Semua barang lain, seperti tas, dompet, laptop,
handpone harus diletakkan di tempat yang sudah ditentukan.
e.
Tidak bermain-main di laboratorium serta jaga
kebersihan dan kerapihan laboratorium.
2.
Aturan Berpakaian
a.
Gunakan jas labaoratorium atau baju pelindung.
Hindari penggunaan sepatu atau sKital yang terbuka.
b.
Untuk melindungi kecelakaan yang menenai mata,
gunakan kacamata pengaman.
c.
Ikat rambut panjang untuk menghindarkannya dari
bahan-bahan kimia, api, atau peralatan.
d.
Lepaskan perhiasan atau barang yang dapat jatuh dan
mengenai bahan kimia, atau peralatan.
3.
Keselamatan Peralatan
a.
Gunakan peralatan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan.
b.
Pastikan alat yang akan digunakan lengkap. Tanyakan
pada guru apabila dibutuhkan peralatan yang belum ada atau belum Kita ketahui.
c.
Catat semua jenis, spesifikasi, dan jumlah alat
yang akan digunakan. Laporkan hasil catatanmu kepada guru atau petugas
laboratorium.
d.
Sebelum melakukan percobaan, mintalah petunjuk pada
guru mengenai cara menggunakan alat tersebut.
e.
Kembalikan peralatan tersebut pada tempatnya secara
tertib. Kemudian, laporkan kepada guru atau petugas laboratorium bahwa alat
telah tersimpan pada tempatnya.
4.
Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Panas atau Api
a.
Dilarang menggunakan sumber panas, seperti alat
pembakar, pelat panas, atau lilin tanpa perintah untuk melakukannya.
b.
Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari
api.
c.
Sebelum menggunakan alat pembakar pastikan Kita
mengetahui cara menyalakan dan memperbesar nyala api. Jangan meninggalkan alat
pembakar dalam keadaan menyala tanpa pengawasan.
d.
Bahan kimia dapat memercik atau meluap dari tabung
reaksi yang sedang dipanaskan. Jika memanaskan suatu bahan kimla dengan
menggunakan tabung reaksi, pastikan mulut tabung reaksi tidak mengarah kepada Kita
dan orang lain.
e.
Jangan memanaskan cairan dalam wadah tertutup.
5.
Penggunaan Bahan Kimia secara Aman
a.
Gunakan bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam
kegiatan. Baca dan teliti ulang label-Label pada botol sebelum menggunakan
bahan kimia.
b.
Lebih berhati-hati dalam bekerja menggunakan bahan
kimia asam atau basa.
c.
Jika Kita akan mencampur asam dengan air, tuangkan
air ke dalam wadah terlebih dahulu, baru tambahkan asam ke dalam air. Jangan
tuangkan air ke dalam asam.
d.
Buang semua bahan kimia seperti diperintahkan oleh
guru.
e.
Jika terdapat percikan asam yang mengenai kulit
atau baju Kita, segera basuh dengan air dan beritahulah guru Kita mengenai
percikan asam yang terjadi.
6.
Penggunaan Alat Gelas secara Aman
a.
Gunakan alat gelas yang diperlukan sesuai dengan
kegiatan.
b.
Jangan gunakan alat gelas yang pecah. Jika ada alat
gelas yang pecah segera beritahu guru dan buang alat gelas pecah tersebut dalam
wadah tempat pembuangan pecahan alat gelas. Jangan membuang pecahan alat gelas
tanpa alat pelindung.
c.
Jika Kita akan menggunakan alat pembakar di
laboratorium gunakan alat pembatas untuk melindungi alat gelas dari api secara
Iangsung. Jangan memanaskan alat gelas yang permukaan luarnya basah.
d.
Ingatlah bahwa alat gelas yang panas tampaknya
dingin. Jangan menggunakan alat gelas tanpa memeriksa terlebih dahulu apakah
alat gelas tersebut dalam keadaan panas atau dingin.
e.
Jangan memasukkan dengan paksa tabung gelas atau
termometer ke dalam sumbat karet atau tabung karet. Apabila Kita mendapatkan
kesulitan, mintalah bantuan kepada guru untuk memasukkan tabung gelas atau
termometer tersebut.
f.
Jangan makan dan minum menggunakan alat gelas
laboratorium.
g.
Bersihkan alat gelas secara keselurhan sebelum
menyimpannya kembali.
7.
Penggunaan Peralatan yang Tajam
a.
Gunakan alat bedah atau alat tajam lainnya dengan
sangat berhati-hati. Jangan melakukan pemotongan suatu benda mengarah keluar,
potong dengan arah mendekati tubuh Kita.
b.
Segera beritahu guru Kita bila ada yang terluka
atau terpotong saat bekerja di laboratorium.
8.
Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Spesimen Hewan
atau Tumbuhan
a.
Jangan lakukan percobaan yang dapat menyebabkan
sakit, tidak nyaman, atau berbahaya terhadap hewan yang akan dijadikan bahan
percobaan.
b.
Hewan digunakan apabila benar-benar diperlukan.
c.
Jika Kita mengetahui bahwa Kita alergi terhadap
tumbuhan tertentu, jamur, atau hewan, beritahukan guru sebelum melakukan
kegiatan yang menggunakan spesimen tersebut.
d.
Selama kerja lapangan, lindungi kulit Kita dengan
menggunakan celana panjang, baju berlengan panjang, kaus kaki, dan sepatu
penutup. Ketahui terlebih dahulu bagaimana mengenali tumbuhan atau jamur
beracun di tempat Kita berada, hindari sentuhan langsung dengan spesimen
tersebut.
e.
Jangan memakan bagian tumbuhan atau jamur apapun
sebelum teridentifikasi.
9.
Aturan Terakhir dalam Melakukan Kegiatan
Percobaan di Laboratorium
a.
Setelah percobaan selesai, bersihkan tempat kerja
dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula.
b.
Buang sisa-sisa bahan seperti diperintahkan guru.
c.
Cuci tangan setelah melakukan setiap percobaan.
d.
Selalu mematikan semua alat pembakar atau pelat
pemanas jika tidak digunakan lagi. Jika menggunakan alat pembakar gas, periksa
dan pastikan saluran gas ke alat dalam keadaan tertutup dengan benar. Putuskan
hubungan listrik pelat pemanas dan peralatan listrik lainnya jika tidak
digunakan.
C.
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Laboratorium
Pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium adalah pertolongan yang
diberikan segera setelah kecelakaan, yaitu dengan memberikan pengobatan dan
perawatan darurat dan cepat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih akurat
diberikan oleh petugas kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit. Pertolongan yang
diberikan bersifat sederhana dengan peralatan dasar sederhana yang langsung
diberikan di tempat kejadian kecelakaan. Berikut ini adalah beberapa contoh
kecelakaan dan pertolongan pertama yang seharusnya diberikan:
1. Gangguan Pernapasan
Penyebab
gangguan bernapas adalah tersedak suatu benda, kejang otot pernapasan, atau
menghisap asap gas berbahaya di laboratorium, seperti eter, dan kloroform,
aerosol, dan sebagainya.
Pertolongan
pertama yang dapat diberikan adalah: jika korban tersedak lakukan tindakan
seperti memukul korban pada bagian punggung di antara tulang belikatnya dengan
posisi korban dalam keadaan membungkuk. Cara lain adalah mendekap korban dari
belakang dan menekan keras-keras bagian tengah perutnya. Bila tidak ditemukan tKita-tKita
korban bernapas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan pernapasan
buatan.
2. Pingsan
Pingsan
adalah keadaan kehilangan kesadaran sementara karena aliran darah ke otak
berkurang sehingga otak tidak mendapat cukup glukosa dan oksigen.
Pertolongan
pertama yang dapat diberikan adalah: jika siswa merasa mau pingsan, dudukkan
siswa di lantai dan mintalah dia untuk meletakkan kepalanya di antara lututnya
dan menarik napas panjang (membungkuk). Jika siswa sudah membaik, mintalah dia
untuk berdiri secara perlahan-Iahan. Jika siswa sudah pingsan baringkan di
tempat yang nyaman. Rangsang kesadaran korban dengan memberi wangi-wangian atau
minyak gosok di depan hidung. Baringkan korban dengan posisi kaki lebih tinggi
dari kepala. Buka baju terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah yang
ketat. Jika korban mau muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak
tersedak masuk ke paru-paru. Setelah pulih, tenangkan korban dan dudukkan
korban secara bertahap, beri minum setelah siswa benar-benar sadar.
3. Pendarahan
Pendarahan
adalah hilangnya darah dari pembuluh darah. Jika terjadi pendarahan harus
segera diatasi agar tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.
Pertolongan
pertama yang dapat diberikan adalah: jika luka tertutup pakaian, lepaskan
pakaian atau digunting. Baringkan korban dan bagian tubuh yang berdarah
ditinggikan. Tekan bagian tubuh yang berdarah dengan kassa steril, gunakan jari
atau telapak tangan dapat pula dua jari tangan jika luka cukup lebar. Pembuluh
nadi terletak antara tempat pendarahan dengan jantung ditekan. Luka bersihkan,
lalu dibalut jangan terlalu keras supaya tidak menghambat sirkulasi. Jika masih
merembes, balut lagi di atas balutan.
Apabila
pendarahan belum dapat dihentikan, segera bawa korban ke rumah sakit. Apabila
luka Kita menimbulkan infeksi, cara yang harus Kita lakukan adalah membersihkan
luka dengan air dingin atau air hangat dan mengalir. Gunakan antiseptik,
sebaiknya ditambahkan, untuk membantu membersihkan luka, diberi betadin dan
ditutup kasa steril, kemudian diplester atau dibalut. Jika perlu bawa korban ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan anti tetanus.
4. Luka Bakar
Luka bakar
dapat disebabkan karena terpercik api, uap panas, cairan panas, seperti air
atau minyak, terkena setrika panas, rokok, peralatan masak, lampu dan bahan
kimia, seperti air aki, serta sengatan listrik atau petir.
Pertolongan pertama
yang dapat diberikan adalah: segera baringkan korban dengan bagian yang
terbakar berada di atas. Selimuti korban dengan mantel atau selimut, kemudian
baringkan di lantai. Jangan mencoba melepaskan apapun yang melekat pada luka
karena bisa terjadi kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan infeksi.
Luka bakar
karena bahan kimia ditKitai dengan nyeri hebat yang menyengat, melepuh dan
kulit terkelupas. Pertolongannya segera sirami luka dengan air mengalir yang
banyak selama 20 menit dan llindungi bagian yang tidak terkena bahan kimia.
Lepaskan pakaian yang terkontaminasi, kemudian tutup luka dengan kassa steril
atau kain bersih dan segera mencari pertolongan medis. Jika percikan bahan
kimia masuk ke dalam mata dapat menimbulkan trauma serius yang bisa menyebabkan
luka pada mata yang berujung kebutaan. Pertolongan yang dapat diberikan adalah
segera mengalirkan air dingin ke mata yang sakit minimal selama 10 menit dan
air harus mengaliri kedua sisi kelopak mata. Jika mata masih menutup, tarik
kelopak mata ke bawah secara hati-hati jangan sampai terjadi perlengketan. Mata
segera ditutup dengan pembalut steril yang tidak berbulu dan segera cari
pertolongan medis.
5. Gigitan atau Sengatan
Binatang
Kita harus
waspada terhadap gigitan atau sengatan binatang pada saat melakukan pengamatan.
Pertolongan pertama
yang dapat diberikan adalah: jika Kita mengalami sengatan ringan, ditKitai
engan rasa gatal, panas, dan sedikit tidak nyaman. Pertolongannya dapat
diberikan kompres air dingin, minyak kalamin, minyak tawon, atau krim anti
histamin. Jika luka terkena gigitan dangkal maka luka sebaiknya dicuci sampai
bersih dengan air sabun dan air hangat, tepuk-tepuk luka dengan kassa steril
dan plester. Namun, jika luka gigitan dalam dan membahayakan sehingga
menimbulkan pendarahan maka kita atasi dahulu pendarahannya dengan meninggikan
bagian tubuh yang luka tadi dan mengatasi pendarahan dengan tekanan langsung
pada luka. Setelah pendarahan berhenti, luka ditutup dengan perban steril atau
dibalut dengan kain yang bersih.
Jika hewan
yang mengigit tadi berbisa harus diberikan perawatan ekstra dengan
mengaliri luka dengan memakai air mengalir dan mencucinya dengan air sabun atau
detergen selama lima menit. Sisa sabun dibersihkan dengan air mengalir,
keringkan dengan kasa steril, dan berikan alkohol atau yodium tinctur sebelum
dibalut. Apabila tersengat binatang laut atau air, pertolongan dapat diberikan
dengan menuangkan cuka atau minuman beralkohol ke luka tusuk atau gigitan
selama beberapa menit supaya sel-sel sengat yang belum mengeluarkan racun menjadi
tidak aktif. Setelah itu dapat diolesi dengan larutan sodium bikarbonat pekat.
Taburkan bubuk kering sodium bikarbonat di sekitar luka. Jika cedera berat atau
terjadi reaksi berat segera cari pertolongan medis.