Kamis, 06 April 2017

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM

Pelajaran Biologi sangat erat dengan kegiatan pengamatan dan eksperimen yang menggunakan alat bantu. Dengan bantuan alat-alat tersebut pengetahuan tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya akan lebih objektif dan akurat. Di samping itu, untuk melakukan pengamatan Biologi diperlukan ruang atau laboratorium yang memadai. Selain laboratorium yang berupa ruangan atau kelas, dapat juga dimanfaatkan laboratorium alam, misalnya halaman sekolah, kebun binatang, museum, industri, atau lingkungan untuk mempelajari Biologi.
       Laboratorium adalah tempat para peneliti melakukan suatu percobaan. Bekerja di laboratorium tentu tak luput  dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan dan peralatan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman tentang keamananan dan keselamatan kerja di laboratorium. Hal ini bertujuan untuk menghindari dan menangani kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium.
Semua kejadian ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika kita selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Keamanan dan keselamatan kerja di laboraturium adalah keamanan dan keselamatan diri dari berbagai macam kecelakaan yang dapat membahayakan diri dari berbagai macam bahan, alat-alat tajam, dan lain sebagainya. Menjaga kemanan dan keselamatan kerja di laboratorium bertujuan agar selama penelitian tidak terjadi kecelakaan.
A.     Prinsip Keamanan dan keselamatan Kerja di Laboratorium
1.      Mengikuti petunjuk atau aturan-aturan selama berada di laboratorium
2.      Perlunya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan dan alat yang ada di laboratorium serta cara perlakuannya.
3.      Memahami prosedur kerja sebelum melakukan praktikum.
4.      Selalu menggunakan perlengkapan pelindung tubuh untuk keamanan saat bekerja di laboratorium.
5.      Menggunakan semua peralatan saat bekerja di laratorium dengan hati-hati.
6.      Memperhatikan sifat-sifat dan kegunaan bahan kimia secara tepat.


Berikut ini merupakan simbol yang biasa tertera pada wadah atau botol zat kimia yang ada di laboratorium:

Simbol bahan kimia

B.      Aturan Kerja di Laboratorium
1.      Peringatan Umum
a.      Baca semua petunjuk suatu percobaan sebelum memulai kegiatan. Jika merasa ragu-ragu atau ada yang tidak mengerti mengenai suatu bagian dalam percobaan, bertanyalah untuk meminta bantuan guru atau pembimbing.
b.      Dilarang melakukan kegiatan yang tidak ditentukan atau diizinkan oleh guru. Dapatkan izin sebelum melakukan percobaan sendiri. Jangan menggunakan peralatan tanpa izin khusus.
c.       Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
d.      Bawa buku catatan dan penuntun kegiatan atau prosedur kerja laboratorium. Semua barang lain, seperti tas, dompet, laptop, handpone harus diletakkan di tempat yang sudah ditentukan.
e.      Tidak bermain-main di laboratorium serta jaga kebersihan dan kerapihan laboratorium.



2.      Aturan Berpakaian
a.      Gunakan jas labaoratorium atau baju pelindung. Hindari penggunaan sepatu atau sKital yang terbuka.
b.      Untuk melindungi kecelakaan yang menenai mata, gunakan kacamata pengaman.
c.       Ikat rambut panjang untuk menghindarkannya dari bahan-bahan kimia, api, atau peralatan.
d.      Lepaskan perhiasan atau barang yang dapat jatuh dan mengenai bahan kimia, atau peralatan.

3.      Keselamatan Peralatan
a.      Gunakan peralatan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
b.      Pastikan alat yang akan digunakan lengkap. Tanyakan pada guru apabila dibutuhkan peralatan yang belum ada atau belum Kita ketahui.
c.       Catat semua jenis, spesifikasi, dan jumlah alat yang akan digunakan. Laporkan hasil catatanmu kepada guru atau petugas laboratorium.
d.      Sebelum melakukan percobaan, mintalah petunjuk pada guru mengenai cara menggunakan alat tersebut.
e.      Kembalikan peralatan tersebut pada tempatnya secara tertib. Kemudian, laporkan kepada guru atau petugas laboratorium bahwa alat telah tersimpan pada tempatnya.

4.      Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Panas atau Api
a.      Dilarang menggunakan sumber panas, seperti alat pembakar, pelat panas, atau lilin tanpa perintah untuk melakukannya.
b.      Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api.
c.       Sebelum menggunakan alat pembakar pastikan Kita mengetahui cara menyalakan dan memperbesar nyala api. Jangan meninggalkan alat pembakar dalam keadaan menyala tanpa pengawasan.
d.      Bahan kimia dapat memercik atau meluap dari tabung reaksi yang sedang dipanaskan. Jika memanaskan suatu bahan kimla dengan menggunakan tabung reaksi, pastikan mulut tabung reaksi tidak mengarah kepada Kita dan orang lain.
e.      Jangan memanaskan cairan dalam wadah tertutup.
5.      Penggunaan Bahan Kimia secara Aman
a.      Gunakan bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam kegiatan. Baca dan teliti ulang label-Label pada botol sebelum menggunakan bahan kimia.
b.      Lebih berhati-hati dalam bekerja menggunakan bahan kimia asam atau basa.
c.       Jika Kita akan mencampur asam dengan air, tuangkan air ke dalam wadah terlebih dahulu, baru tambahkan asam ke dalam air. Jangan tuangkan air ke dalam asam.
d.      Buang semua bahan kimia seperti diperintahkan oleh guru.
e.      Jika terdapat percikan asam yang mengenai kulit atau baju Kita, segera basuh dengan air dan beritahulah guru Kita mengenai percikan asam yang terjadi.

6.      Penggunaan Alat Gelas secara Aman
a.      Gunakan alat gelas yang diperlukan sesuai dengan kegiatan.
b.      Jangan gunakan alat gelas yang pecah. Jika ada alat gelas yang pecah segera beritahu guru dan buang alat gelas pecah tersebut dalam wadah tempat pembuangan pecahan alat gelas. Jangan membuang pecahan alat gelas tanpa alat pelindung.
c.       Jika Kita akan menggunakan alat pembakar di laboratorium gunakan alat pembatas untuk melindungi alat gelas dari api secara Iangsung. Jangan memanaskan alat gelas yang permukaan luarnya basah.
d.      Ingatlah bahwa alat gelas yang panas tampaknya dingin. Jangan menggunakan alat gelas tanpa memeriksa terlebih dahulu apakah alat gelas tersebut dalam keadaan panas atau dingin.
e.      Jangan memasukkan dengan paksa tabung gelas atau termometer ke dalam sumbat karet atau tabung karet. Apabila Kita mendapatkan kesulitan, mintalah bantuan kepada guru untuk memasukkan tabung gelas atau termometer tersebut.
f.        Jangan makan dan minum menggunakan alat gelas laboratorium.
g.      Bersihkan alat gelas secara keselurhan sebelum menyimpannya kembali.



7.      Penggunaan Peralatan yang Tajam
a.      Gunakan alat bedah atau alat tajam lainnya dengan sangat berhati-hati. Jangan melakukan pemotongan suatu benda mengarah keluar, potong dengan arah mendekati tubuh Kita.
b.      Segera beritahu guru Kita bila ada yang terluka atau terpotong saat bekerja di laboratorium.

8.      Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Spesimen Hewan atau Tumbuhan
a.      Jangan lakukan percobaan yang dapat menyebabkan sakit, tidak nyaman, atau berbahaya terhadap hewan yang akan dijadikan bahan percobaan.
b.      Hewan digunakan apabila benar-benar diperlukan.
c.       Jika Kita mengetahui bahwa Kita alergi terhadap tumbuhan tertentu, jamur, atau hewan, beritahukan guru sebelum melakukan kegiatan yang menggunakan spesimen tersebut.
d.      Selama kerja lapangan, lindungi kulit Kita dengan menggunakan celana panjang, baju berlengan panjang, kaus kaki, dan sepatu penutup. Ketahui terlebih dahulu bagaimana mengenali tumbuhan atau jamur beracun di tempat Kita berada, hindari sentuhan langsung dengan spesimen tersebut.
e.      Jangan memakan bagian tumbuhan atau jamur apapun sebelum teridentifikasi.

9.      Aturan Terakhir dalam Melakukan Kegiatan Percobaan di Laboratorium
a.      Setelah percobaan selesai, bersihkan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula.
b.      Buang sisa-sisa bahan seperti diperintahkan guru.
c.       Cuci tangan setelah melakukan setiap percobaan.
d.      Selalu mematikan semua alat pembakar atau pelat pemanas jika tidak digunakan lagi. Jika menggunakan alat pembakar gas, periksa dan pastikan saluran gas ke alat dalam keadaan tertutup dengan benar. Putuskan hubungan listrik pelat pemanas dan peralatan listrik lainnya jika tidak digunakan.



C.      Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Laboratorium
Pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium adalah pertolongan yang diberikan segera setelah kecelakaan, yaitu dengan memberikan pengobatan dan perawatan darurat dan cepat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih akurat diberikan oleh petugas kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit. Pertolongan yang diberikan bersifat sederhana dengan peralatan dasar sederhana yang langsung diberikan di tempat kejadian kecelakaan. Berikut ini adalah beberapa contoh kecelakaan dan pertolongan pertama yang seharusnya diberikan:
1.      Gangguan Pernapasan
Penyebab gangguan bernapas adalah tersedak suatu benda, kejang otot pernapasan, atau menghisap asap gas berbahaya di laboratorium, seperti eter, dan kloroform, aerosol, dan sebagainya.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah: jika korban tersedak lakukan tindakan seperti memukul korban pada bagian punggung di antara tulang belikatnya dengan posisi korban dalam keadaan membungkuk. Cara lain adalah mendekap korban dari belakang dan menekan keras-keras bagian tengah perutnya. Bila tidak ditemukan tKita-tKita korban bernapas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan pernapasan buatan.

2.      Pingsan
Pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran sementara karena aliran darah ke otak berkurang sehingga otak tidak mendapat cukup glukosa dan oksigen.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah: jika siswa merasa mau pingsan, dudukkan siswa di lantai dan mintalah dia untuk meletakkan kepalanya di antara lututnya dan menarik napas panjang (membungkuk). Jika siswa sudah membaik, mintalah dia untuk berdiri secara perlahan-Iahan. Jika siswa sudah pingsan baringkan di tempat yang nyaman. Rangsang kesadaran korban dengan memberi wangi-wangian atau minyak gosok di depan hidung. Baringkan korban dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala. Buka baju terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah yang ketat. Jika korban mau muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak tersedak masuk ke paru-paru. Setelah pulih, tenangkan korban dan dudukkan korban secara bertahap, beri minum setelah siswa benar-benar sadar.
3.      Pendarahan
Pendarahan adalah hilangnya darah dari pembuluh darah. Jika terjadi pendarahan harus segera diatasi agar tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah: jika luka tertutup pakaian, lepaskan pakaian atau digunting. Baringkan korban dan bagian tubuh yang berdarah ditinggikan. Tekan bagian tubuh yang berdarah dengan kassa steril, gunakan jari atau telapak tangan dapat pula dua jari tangan jika luka cukup lebar. Pembuluh nadi terletak antara tempat pendarahan dengan jantung ditekan. Luka bersihkan, lalu dibalut jangan terlalu keras supaya tidak menghambat sirkulasi. Jika masih merembes, balut lagi di atas balutan.
Apabila pendarahan belum dapat dihentikan, segera bawa korban ke rumah sakit. Apabila luka Kita menimbulkan infeksi, cara yang harus Kita lakukan adalah membersihkan luka dengan air dingin atau air hangat dan mengalir. Gunakan antiseptik, sebaiknya ditambahkan, untuk membantu membersihkan luka, diberi betadin dan ditutup kasa steril, kemudian diplester atau dibalut. Jika perlu bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan anti tetanus.

4.      Luka Bakar
Luka bakar dapat disebabkan karena terpercik api, uap panas, cairan panas, seperti air atau minyak, terkena setrika panas, rokok, peralatan masak, lampu dan bahan kimia, seperti air aki, serta sengatan listrik atau petir.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah: segera baringkan korban dengan bagian yang terbakar berada di atas. Selimuti korban dengan mantel atau selimut, kemudian baringkan di lantai. Jangan mencoba melepaskan apapun yang melekat pada luka karena bisa terjadi kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan infeksi.
Luka bakar karena bahan kimia ditKitai dengan nyeri hebat yang menyengat, melepuh dan kulit terkelupas. Pertolongannya segera sirami luka dengan air mengalir yang banyak selama 20 menit dan llindungi bagian yang tidak terkena bahan kimia. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi, kemudian tutup luka dengan kassa steril atau kain bersih dan segera mencari pertolongan medis. Jika percikan bahan kimia masuk ke dalam mata dapat menimbulkan trauma serius yang bisa menyebabkan luka pada mata yang berujung kebutaan. Pertolongan yang dapat diberikan adalah segera mengalirkan air dingin ke mata yang sakit minimal selama 10 menit dan air harus mengaliri kedua sisi kelopak mata. Jika mata masih menutup, tarik kelopak mata ke bawah secara hati-hati jangan sampai terjadi perlengketan. Mata segera ditutup dengan pembalut steril yang tidak berbulu dan segera cari pertolongan medis.

5.      Gigitan atau Sengatan Binatang
Kita harus waspada terhadap gigitan atau sengatan binatang pada saat melakukan pengamatan.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah: jika Kita mengalami sengatan ringan, ditKitai engan rasa gatal, panas, dan sedikit tidak nyaman. Pertolongannya dapat diberikan kompres air dingin, minyak kalamin, minyak tawon, atau krim anti histamin. Jika luka terkena gigitan dangkal maka luka sebaiknya dicuci sampai bersih dengan air sabun dan air hangat, tepuk-tepuk luka dengan kassa steril dan plester. Namun, jika luka gigitan dalam dan membahayakan sehingga menimbulkan pendarahan maka kita atasi dahulu pendarahannya dengan meninggikan bagian tubuh yang luka tadi dan mengatasi pendarahan dengan tekanan langsung pada luka. Setelah pendarahan berhenti, luka ditutup dengan perban steril atau dibalut dengan kain yang bersih.

Jika hewan yang mengigit  tadi berbisa harus diberikan perawatan ekstra dengan mengaliri luka dengan memakai air mengalir dan mencucinya dengan air sabun atau detergen selama lima menit. Sisa sabun dibersihkan dengan air mengalir, keringkan dengan kasa steril, dan berikan alkohol atau yodium tinctur sebelum dibalut. Apabila tersengat binatang laut atau air, pertolongan dapat diberikan dengan menuangkan cuka atau minuman beralkohol ke luka tusuk atau gigitan selama beberapa menit supaya sel-sel sengat yang belum mengeluarkan racun menjadi tidak aktif. Setelah itu dapat diolesi dengan larutan sodium bikarbonat pekat. Taburkan bubuk kering sodium bikarbonat di sekitar luka. Jika cedera berat atau terjadi reaksi berat segera cari pertolongan medis.
PEMUSNAHAN  ALAT DAN REAGEN YANG TIDAK TERPAKAI
PADA PRAKTIKUM TES URINE

       Berdasarkan jumlah selnya, organisme terbagi atas organisme uniseluler dan organisme multiseluler.Organisme multiseluler adalah makhluk hidup tunggal yang tersusun atas berbagai sistem organ. Sistem organ ini dapat berupa sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem hormon, sistem peredaran darah, sistem rangka dan berbagai sistem organ lainnya yang ikut menunjang proses kehidupan yang terjadi dalam tubuh organisme.
Salah satu sistem organ yang berhubungan dengan proses pengeluaran adalah sistem ekskresi. Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme. Di dalam tubuh manusia terdapat organ-organ yang berperan dalam ekskresi tersebut, yaitu paru-paru, kulit, hati dan ginjal. Kulit merupakan salah satu organ ekskresi keringat, minyak dan garam-garam mineral. Paru-paru mengekskresikan CO2 dan uap air (H2O). Sedangkan hati mengekskresikan empedu dan ginjal mengekskresikan urin dan zat zat buangan seperti urea, asam urat, dan lain sebagainya.
Urin yang dihasilkan oleh setiap orang tentu berbeda-beda. Banyak sedikitnya urin yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh beberapa hal, misanya zat-zat deuretik (kopi, teh, alkohol), suhu, volme larutan dalam darah dan emosi seseorang. Dengan demikian, melalui tes urin kita juga dapat mendeteksi jenis-jenis zat yang ikut terbuang melalui proses ekskresi.
Setelah kita melakukan kegiatan praktikum tes urine tentu terdapat  beberapa reagen maupun alat-alat yang harus kita musnahkan dengan cara yang tepat, agar tidak memberikan pangaruh negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan tentang cara pemusnahan reagen dan alat yang berhubungan dengan praktikum yang telah dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian tentang praktikum tes urine dan cara pemusnahan reagen serta alat yang tidak terpakai lagi:
·         Tujuan praktikum tes urin adalah untuk mengetahui kandungan glukosa, protein, pH dan pigmen empedu dalam urin.
·          Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.      urin,
2.      larutan biuret,
3.      larutan benedict,
4.      kertas label,
5.       kertas indikator ph universal,
6.      pipet tetes,
7.      tabung reaksi,
8.      penjepit,
9.      rak tabung reaksi,
10.  kaki tiga,
11.  pemanas spiritus
12.   beaker glass 500 ml.

Setelah dilakukan kegiatan praktikum ini, maka terdapat beberapa alat dan reagen yang harus dimusnahkan dengan cara yang tepat. Adapun alat dan bahan yang harus dimusnahkan pada praktikum ini antara lain adalah:
1.      urin yang telah ditetesi larutan biuret,
2.      urin yang telah ditetesi larutan benedict,
3.      kertas label,
4.      kertas indikator ph universal.

Sedangkan alat-alat lainnya merupakan alat yang masih dapat digunakan dan harus dibersihkan serta disimpan dengan baik pada tempat penyimpanannya. Alat-alat tersebut antara lain adalah:
1.      pipet tetes,
2.      tabung reaksi,            
3.      rak tabung reaksi,
4.      penjepit,
5.      kaki tiga,
6.      pemanas spiritus
7.      beaker glass
*      Berikut ini adalah cara memusnahkan alat dan bahan yang tidak dapat dipakai lagi:
1.      Urin yang telah ditetesi larutan biuret, dibuang pada saluran pembuangan dan wadahnya berupa tabung reaksi dicuci di bawah air mengalir dengan menggunakan cairan pencuci (detergent), kemudian dikeringkan dengan tisue.
2.      Urin yang telah ditetesi larutan benedict, sama halnya dengan urin yang telah ditetesi larutan biuret, reagen ini dibuang pada saluran pembuangan dan wadahnya berupa tabung reaksi dicuci di bawah air mengalir dengan menggunakan cairan pencuci (detergent), kemudian dikeringkan dengan tisue.
3.      kertas label, dibuang pada tong sampah organik atau dikubur.

4.      kertas indikator ph universal, dibuang pada tong sampah organik atau dikubur.

Kamis, 23 Maret 2017

BASIC LAB SKILL PADA PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL TUMBUHAN

PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL TUMBUHAN

Seluruh organisme terdiri atas sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun suatu makhluk hidup (organisme). Sel memiliki bentuk dan ukuran yang beranekaragam, misalnya  ada yang berbentuk bulat, memanjang, segi lima, segi enam, pipih atau bahkan tak beraturan. Sedangkan ukuran sel umumnya sel memiliki ukuran yang sangat kecil.
Adanya ukuran sel yang sangat kecil, menyebabkan pengamatannya harus menggunakan alat. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengamati sel adalah mikroskop. Mikroskop adalah alat yang dapat memperbesar bayangan benda. Mikroskop memiliki dua macam lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
Pada pengamatan sel tumbuhan kita juga memerlukan alat bantu dalam pengamatannya, yaitu mikroskop. Selain mikroskop juga diperlukan alat dan bahan lainnya. Adapun alat-alatnya berupa kaca objek, kaca penutup, silet, pipet tetes dan tisue. Sedangkan bahannya berupa bawang merah dan air.
Agar kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan baik, maka ada beberapa keterampilan dasar laboratorium yang harus dimiliki baik oleh pengelola laboratorium maupun praktikan. Secara umum keterampilan dasar laboratorium ini terbagi atas tiga, yaitu keterampilan sebelum melakukan praktikum, keterampilan saat melakukan paktikum dan keterampilan seseudah melakukan praktikum.
a.      Keterampilan Dasar Sebelum Melakukan Praktikum
      Beberapa keterampilan dasar laboratorium yang harus dimiliki sebelum melakukan praktikum pengamatan sel tumbuhan antara lain adalah:
1.      Keterampilan konsep
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya kita menguasai sedikit banyak tentang sel yang meliputi jenis-jenis sel, bentuk-bentuk sel dan bagian-bagiannya. Selain itu, kita juga harus memiliki pengetahuan tentang mikroskop yang meliputi fungsi mikroskop, jenis-jenis mikroskop, bagian-bagian mikroskop dan prosedur penggunaannya serta perawatannya.
2.      Keterampilan dalam mengetahui alat dan bahan yang digunakan serta alternatif penggantian alat dan bahan jika suatu alat atau bahan tertentu tidak dapat diperoleh, misalnya pengunaan silet jika alatnya tidak ada maka dapat diganti dengan pisau cuter atau alat pemotong lainnya yang dapat menghasilkan sayatan yang tipis. Penggunaan pipet tetes dapat diganti dengan pipet kecil untuk aqua gelas.
3.      Keterampilan dalam mempersiapkan alat agar siap untuk digunakan, misalnya keterampilan dalam membersihkan kaca objek dan kaca penutup agar tidak gores ataupun pecah pada saat dibersihkan. Selain itu, kita juga harus memiliki keterampilan dalam mengecek mikroskop apakah dalam keadaan siap digunakan atau tidak, yaitu dengan mengecek kelengkapan bagian-bagiannya dan fungsinya, misalnya lensa okuler, lensa objektif, cermin, penjepit dan lain sebagainya.
b.      Keterampilan Dasar Selama Melakukan Praktikum
      Beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki selama melakukan praktikum pengamatan sel tumbuhan antara lain adalah:
1.      Keterampilan membuat preparat
Pada keterampilan membuat preparat ini harus dikuasai beberapa keterampilan, yaitu:
·         Keterampilan membuat sayatan tipis bawang merah
Pembuatan sayatan bawang merah dapat dilakukan secara melintang ataupun membujur. Namun untuk pembuatannya dibutuhkan keterampilan dalam melakukan penyayatan agar diperoleh sayatan yang sangat tipis dan utuh. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam  mengamati bentuk sel di bawah mikroskop.
·         Keterampilan meletakkan sayatan bawang merah di atas kaca objek
Sayatan tipis bawang merah yang telah diperoleh harus diletakkan dengan hati-hati di atas kaca objek tepat pada bagian tengah kaca objek. Sayatan tersebut dipastikan agar terletak dengan baik, yaitu tidak menggulung.
·         Keterampilan meneteskan air pada sayatan bawang merah
Setelah sayatan diletakkan di atas kaca objek maka diberi setetes air dan harus dilakukan dengan hari-hati agar airnya tidak berlebihan.
·         Keterampilan meletakkan kaca penutup
Kaca penutup harus diletakkan dengan hati-hati yaitu dengan melekatkan satu sisi kaca penutup pada kaca objek dan ditutup perlahan untuk menghindari terperangkapnya gelembung udara pada objek yang akan diamati.
2.      Keterampilan melakukan pengamatan
Pada keterampilan melakukan pengamatan harus dikuasai beberapa keterampilan, yaitu:
·         Keterampilan meletakkan preparat di atas meja mikroskop
Preparat diletakkan di atas meja mikroskop dengan posisi objek tepat di tengah lubang meja agar bisa ditembus cahaya, kemudian dijepit agar posisinya tidak bergeser.
·         Keterampilan menggunakan mikroskop untuk mendapatkan bayangan benda yang jelas dengan diawali perbesaran lemah sampai ke yang kuat.
3.      Keterampilan menggambarkan hasil pengamatan
Setelah bayangan objek yang diamati terlihat jelas melalui lensa okuler, maka bayangan objek tersebut harus digambar pada lembar hasil pengamatan. Gambar harus dibuat apa adanya dan sesuai dengan yang tampak pada mikroskop. Proses menggambar dilakukan sambil mengamati bayangan objek.
c.       Keterampilan Dasar Sesudah Melakukan Praktikum
      Beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki sesudah melakukan praktikum pengamatan sel tumbuhan antara lain adalah:
1.      Keterampilan menyimpulkan hasil pengamatan
Kesimpulan hasil pengamatan dibuat berdasarkan gambar hasil pengamatan yang diperoleh dan didasari oleh teori-teori yang ada.
2.      Keterampilan mempersentasikan hasil pengamatan
Untuk dapat mempresentasikan hasil pengamatan harus dilmiliki keterampilan berbicara dan menyampaikan pendapat secara berurutan dan jelas dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.
3.      Keterampilan memembersihkan alat yang telah digunakan
Alat yang telah digunakan harus dibersihkan dengan hati-hati dengan menggunakan tisue. Adapun alat yang harus dibersihkan tersebut adalah mikroskop, kaca objek dan kaca penutup.


4.      Keterampilan menyimpan alat dalam lemari penyimpanan.
Setelah alat-alat praktikum dibersihkan maka harus disimpan di dalam lemari penyimpanan. Hal ini bertujuan untuk menghindari debu yang akan menempel pada alat tersebut.
5.      Keterampilan membuang sisa bahan praktikum

Sisa bahan praktikum harus dibuang pada tempat yang sesuai, misalnya sisa bawang merah yang telah terpotong-potong harus dibuang ke dalam tong sampah organik, sedangkan sisa aqua gelas harus dibuang di tempat saluran air atau pada tanah agar meresap.